Jumat, 11 Mei 2012

FF: Driver [part 2]


Tittle : Driver [part 2]
Author : Ftaemsoo
Cast : Lee Taemin, Lee Jieun (IU), Lee Sunny
Disclaim : mereka punya Tuhan, FF ini punya author, authornya punya Taemin
Rating : PG 17, T
Leight : chapter
Genre : Family, day-by-day
Warning : typo(s), jeleeek :’(, ngebosenin-_-
a/n : makasih yang udah baca di part sebelumnya, dan maaf kalo di part ini gak sesuai harapan._.v


Happy reading!^^/


*****


“ini dia supir baru mu Taemin…” kata Sunny. Taemin yang posisi duduknya berada diseberang Sunny segera mendongakan kepalanya. Melihat siapa yang nantinya akan menjadi supir pribadinya. Matanya membulat melihat yeoja yang kini berada disamping Sunny. Kemudian sekelebat kejadian-kejadian kemarin kembali memutar di kepalanya. Dia kan…

 “strawberry?!”

 “k-kau?”

 Menunjuk satu sama lain. Mata mereka membulat melihat siapa yang ada didepannya saat ini. Benar-benar tidak menyangka kalau mereka akan bertemu kembali. Mengingat kejadian kemarin saja sudah membuat mereka kesal sendiri, apalagi nanti saat mereka harus berhubungan layaknya tuan dan supir. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing, membayangkan kejadian apalagi yang nanti akan terjadi.

 “jadi kalian sudah saling mengenal?”, Tanya Sunny melihat kearah Taemin dan Jieun bergantian.

 “tidak, aku tidak mengenalnya noona.” Elak Taemin, kembali menyantap sarapannya.

 “aku juga tidak mengenalnya Agassi.” Tambah Jieun sopan. Memberikan senyuman termanisnya pada Sunny karena tidak ingin dicap sebagai supir yang kurang ajar karena ini adalah hari perta,anya bekerja bukan.

 “tidak usah seformal itu, panggil saja aku eonnie, arraseo?”

 “ne arraseo a-eonnie..”

 “kau sudah sarapan? Ayo sarapan bersama ku dan Taemin.” Ajak Sunny ramah.

 “tidak usah eonnie, tadi sebelum aku berangkat kesini aku sudah sarapan di rumah.”

 “ayolah sarapan bersama kami. Paling tidak aku sudah melihat mu makan pagi ini.” Bujuk Sunny.

 “kasihan Jung ahjumma sudah membuatkan banyak makanan.” Tambah Taemin. Sunny pun meng-iyakan perkataan Taemin. Jieun tampak berfikir sejenak, melihat kearah meja makan yang memang penuh dengan makanan. Sayangkan kalau makanan ini nantinya akan dibuang percuma?

 “eum.. baiklah eonnie..”

…..

 Selesai sarapan, Sunny tampak sibuk di ruang kerjanya. Membaca dokumen-dokumen hasil risertnya di Jepang selama 2 tahun ini. Dilayar laptopnya juga terpampang grafik pemasaran perusahaan selama 2 tahun belakangan. Tangannya juga sibuk mengoreksi beberapa laporan yang belum sempat ia periksa. Benar-benar sibuk. Apa waktu 2 tahun di Jepang tidak cukup untuk mengurus semua pekerjaannya? Memang, menjadi wanita kareer adalah impiannya sejak kecil. Dia juga belajar banyak dari appa dan umma nya yang memang penggila kerja dan pebisnis yang handal, tak jarang Sunny dan Taemin harus ditinggal orang tua mereka hanya bersama dengan Kim ahjussi dan Jung ahjumma. Sampai pada suatu hari, orang tua Sunny dan Taemin meninggal akibat kecelakaan pesawat saat perjalan menuju Singapore untuk mengurus bisnisnya disana. Saat itu Taemin masih berumur 5 tahun dan belum mengerti apa-apa. Sedangkan Sunny, dia baru saja menginjak usia remaja yang berumur 15 tahun. Mulai saat itulah Sunny terus belajar dengan giat untuk menjadi penerus umma dan appa nya. Dan pada usia muda lebih tepatnya berumur 19 tahun, Sunny sudah dapat dipercaya untuk menjadi General Manager di perusahaan appa nya. Belum lagi dia juga mendapat gelar pebisnis dan pemegang saham termuda se-Korea pada saat itu. Itu benar-benar membuktikan kalau Sunny memang benar-benar sudah matang untuk menjadi pebisnis. Sekarang diusianya yang hamper memasuki kepala tiga ini, dia sudah memiliki berbagai cabang perusahaan diseluruh dunia. Benar-benar patut diacungi jempol.

 Sunny melepas kaca mata minusnya yang sejak tadi bertengger membingkai mata indahnya. Memijit pelipisnya perlahan. Melihat jam yang ada dimeja kerjanya. Pukul 12.00 AM. Sudah cukup lama Sunny duduk di ruang kerjanya. Berjalan keluar ruangan, mencari udara segar yang sangat ia butuhkan saat ini. Kini pilihannya tertuju pada ruang TV, mengambil remote dan memilih-milih chanel yang pas untuknya saat ini. Tiba-tiba ia teringat sesuatu, segera memanggil Kim ahjussi. Tak lama kemudian Kim ahjussi pun datang, terlihat mereka sedang membicarakan sesuatu. Selesai bicara, Kim ahjussi pun pergi tapi beberapa menit kemudian Kim ahjussi datang bersama Taemin dan Jieun. Setelah membawa mereka berdua kehadapan Sunny, Kim ahjussi pun membungkuk sopan lalu pergi.

 “ada apa noona memanggil ku?” Tanya Taemin. Terlihat raut wajahnya yang unmood karena dia dipanggil bersama Jieun.

 “duduklah, ada yang ingin noona bicarakan.” Suruh Sunny, tanpa menjawab Taemin segera duduk di sofa yang tak jauh dari tempat ia berdiri. “kau juga Jieun..” suruhnya lagi. Jieun pun ikut duduk disamping Taemin.

 “Jieun, sekarang kau duduk di kelas 2 tingkat ataskan?” Tanya Sunny.

 “n-ne eonnie..” jawabnya gugup.

 “eum, jadi begini.. karena kalian sama-sama duduk di kelas 2 tingkat atas dan juga Jieun sekarang adalah supir pribadi mu Taemin, noona memutuskan untuk memindahkan Jieun ke sekolah Taemin agar kalian bias pulang dan pergi bersama. Lagi pula itu juga akan lebih memudahkan kau Jieun untuk mengantar dan menjemput Taemin bukan?” jelas Sunny panjang lebar.

 “mwo?!” ucap mereka bersamaan. Benar-benar tidak menduga dengan jalan pikiran Sunny saat ini. Selama berjam-jam ia kan duduk dan berkutat dengan setumpuk dokumen dan berkas-berkas pekerjaannya di ruang kerjanya. Bagaimana bias ia masih sempat memikirkan itu semua?

 “t-tapi eonnie..”

 “kau tidak bisa menolaknya Jieun. Masalah biaya, seragam, dan lain-lainnya sudah diatur. Jadi mulai besok kau sudah bias ber-sekolah di sekolah Taemin.” Tambahnya lagi.

 Taemin terlihat shock dengan keputusan noonanya, sementara Jieun hanya bisa menerima keputusan dari sang nyonya besar. “mungkin itu saja yang ingin aku bicarakan, aku ingin beristirahat dulu ne? kalian berbicaralah satu sama lain. Annyeong..” kata Sunny seraya pergi meninggalkan Taemin dan Jieun di ruang TV.

 Tak lama setelah Sunny pergi, Taemin juga ikut beranjak dari tempat duduknya. “eii, kau mau kemana?” Tanya Jieun.

 “tidur siang.” Jawabnya ketus. Terlihat dari wajahnya yang kini bertekuk menjadi 5!

 “lalu bagaimana dengan ku?”

 “umm.. karena kau adalah supir pribadiku, aku perintahkan kau untuk mencuci seluruh mobil yang ada di garasi plus mobil ku yang ada di teras, otthe?” tawar Taemin.

 “okay!” jawab Jieun mantap sambil mengaungkan jempolnya. Taemin terkekeh pelan, berjalan meninggalkan Jieun yang juga berjalan menuju garasi.


 Sesampainya didepan pintu garasi, Jieun pun sudah siap dengan peralatan mencucinya. Sarung tangan karet, sepatu botts, ember yang berisi air sabun dan spons untuk mencuci mobil, semua sudah ada ditangannya. Membuka pintu garasi perlahan. Cukup berat karena pintu yang digunakan adalah pintu dorong yang terbuat dari kayu. Setelah pintu terbuka lebar, betapa terkejutnya Jieun melihat deretan mobil yang cukup banyak dan berjejer rapih disana. Kira-kira ada sekitar 14 mobil yang terparkir disana. “woah.. banyak sekali..” ucapnya takjub. Menelan salivanya. Berjalan melihat satu persatu mobil yang ada didalam garasi. Tiba-tiba ia teringat kalau tujuannya kesana adalah mencuci mobil bukan melihat pameran mobil.

…..

 Sudah dua jam Jieun mencuci mobil, hanya tinggal satu mobil lagi yang harus dia cuci setelah itu tugasnya baru akan benar-benar selesai. Kim ahjussi yang kebetulan lewat, menghampiri Jieun, melihat dengan tatapan bingung. “Jieun-ssi apa yang sedang kau lakukan?”

 Tanpa menoleh kearah sumber suara, Jieun sudah tahu kalau itu adalah Kim ahjussi. Suaranya yang khas sudah dapat dengan mudah dikenali. “mencuci mobil ahjussi.” Jawabnya santai sambil mengelap kaca mobil yang berusaja selesai ia cuci.

 “s-semuanya?” Tanya Kim ahjussi ragu.

 “yap! Tinggal mobil itu yang belum aku cuci.” Kata Jieun sambil menunjuk mobil sport hitam yang terparkir di teras rumah. Yap, itu adalah mobil milik Taemin.

 “aigo Jieun-ssi.. mobil-mobil ini baru saja di cuci kemarin..”

 “ne?!” membelalakan matanya, lap kaca mobil yang ia pegang pun terjatuh. Apa-apaan ini, dia sedang dikerjain! “ahjussi serius?” kata Jieun meyakinkan.

 “tentu saja Jieun-ssi.. memang siapa yang menyuruh mu melakukan ini?”

 “Taemin…” ucapnya geram. Mengepal kedua tangannya yang ditutupi sarung tangan karet.

 “Tuan Lee?” Tanya Kim ahjussi bingung. “Tuan Lee tidak mungkin lupa jadwal mencuci mobil. Kemarin Tuan Lee juga melihat saat mobil-mobil ini di cuci. Lagi pula, kami sudah berlangganan steam mobil khusus yang bersedia datang kesini, tidak mencuci seperti ini Jieun-ssi..” jelas Kim ahjussi. Ah benar saja, keluarga inikan kaya raya dan cukup terpandang mana mungkin mencuci mobil sebanyak ini dengan cara manual. Jieun pabo! Gerutunya dalam hati.


*****


 Sore hari ini terlihat cerah dan tenang, tapi tidak untuk Jieun. Dia masih merasa kesal karena ditipu oleh atasannya sendiri, Taemin. Belum lagi badan mungilnya yang terasa pegal akibat mencuci 14 mobil di garasi plus mobil Taemin yang ada diteras rumah. Yang ia butuhkan saat ini adalah beristirahat dan tidur, mengingat besok adalah hari pertamanya sekolah di sekolah Taemin. Berjalan ke halaman belakang, siapa tahu saja Sunny ada disana, dia ingin minta izin pulang karena dia benar-benar lelah hari ini.

 “permisi eonnie, boleh aku bicara sebentar?” Tanya Jieun yang kini sudah ada dihadapan Sunny yang sedang membaca majalah.

 “boleh, duduklah disini..” Suruh Sunny, Jieun pun menuruti perintah Sunny. “..ada apa Jieun?”

 “begini eonnie a-aku.. aku…”

 “hm?”

 “a-aku ingin izin pulang eonnie, karena besok kan hari pertamaku sekolah di sekolah Taemin.. jadi aku harus mempersiapkan diri eonnie..” jelasnya gugup. Entah kenapa rasa takutnya begitu besar untuk bicara langsung pada Sunny. Yang ia pikir, Sunny adalah orang yang perfectionist dan dingin. Salah ucap sedikit bisa-bisa ia dipecat mentah-mentah dari sini.

 Sunny tersenyum menanggapi perkataan Jieun, “selama kau bekerja disini, kau tentu harus tinggal disini Jieun.”

 “tapi-“

 “semua barang-barang mu sudah disiapkan di kamar mu.”

 “lalu bagaimana dengan keluarga ku?”

 “tentu saja kau boleh ke rumah keluarga mu Jieun. Tapi untuk menginap, kau harus tinggal disini. Masalah uang, aku akan mengirimkan setiap bulannya pada keluarga mu agar kau tidak terlalu repot membanting tulang untuk keluarga mu...” Jelas Sunny. Benar-benar tak terduga, Sunny ternyata memang sudah merencanakan semua ini, padahal Jieun belum genap satu hari bekerja di rumahnya. “…tidak perlu kaget begitu Jieun, sekarang beristirahatlah di kamar mu. Kamar mu terletak disebelh kamar Taemin.” Tambah Sunny lagi sambil memberikan senyuman hangat pada Jieun.

 Jieun pun segera bangkit dari tempat duduknya, membungkuk 900 dihadapan Sunny, “eonnie gamsahabnida, jeongmal gamsahabnida..” ucapnya.

…..

 “woah.. bagus sekali…” kata-kata itulah yang pertama kali keluar dari mulut Jieun. Benar-benar takjub dengan apa yang ada didepannya aat ini. Kamar bercat putih gading, berlantaikan marmer berwarna coklat muda, dilengkapi dengan kasur berukuran king size yang diletakan ditengah ruangan, tak lupa TV flat berukuran 21 inch dan karpet lembut berbahan bludru, memberikan kesan klasik dan elegan bagi siapa saja yang melihatnya. Disudut ruangan juga ada rak buku-buku dan meja belajar yang juga turut melengkapi kamar tersebut. Kamar ini terlalu luas untuk dibilang kamar, menurutnya kamar ini berukuran sama seperti ukuran rumahnya yang memuat 5 orang anggota keluarga. Mendudukan dirinya di kasur berukuran king size tersebut. Masih memandang seluruh penjuru kamar. Ini… benar kamarnya?

 “hey! Siapa disitu?!”

 “kyaaaaaaaa!!” teriak Jieun sambil menutup kedua mata dengan telapak tangannya. Kaget ketika melihat kesumber suara.

 “yak! Apa yang kau lakukan di kamar ku?!” seru Taemin yang baru saja keluar dari kamar mandi dan masih memakai baju handuk. Baru selesai mandi sepertinya.

 “mwo? Ini kamar ku!” seru Jieun yang masih menutup matanya.

 “what?!” Taemin mulai kesal dengan yeoja yang seenaknya mengakui kalau ini adalah kamar miliknya. Atas dasar apa Jieun melakukan hal seperti itu? Berjalan mendekati Jieun yang sedang duduk meringkuk di kasur empuknya. Berkacak pinggang didepan Jieun. “buka mata mu!” suruh Taemin.

 “andwaeee” ujarnya sambil menggelengkan kepalanya.

 “aku memakai baju handuk, tidak seperti apa yang kau bayangkan bodoh. Lagi pula aku tidak sebodoh itu.” Jelasnya lagi. Kini tangannya melipat didepan dada sambil menghentak-hentakan kakinya pelan.

 Perlahan Jieun pun membuka matanya, melihat seluet tubuh yang ada didepannya dari bawah sampai keatas. Mengusap tengkuknya, menunduk malu.

 “cepat pergi dari kamar ku.” Suruh Taemin ketus.

 “eh?”

 “kau tidak percaya kalau ini adalah kamar ku?” Tanya Taemin. Jieun hanya menggelengkan kepala. “aigoya~ baik lihat ini, tidak mungkinkan di kamar yeoja ada basket, playstation dan skateboard? Dan ini, kalau ini kamar mu kenapa seluruh isi lemarinya berisi pakaian namja? Hm?” jelas Taemin sambil menunjuk satu persatu barang yang tadi ia sebutkan.

 “hehehe, benar juga ya..” ucap Jieun sambil menunduk malu.

 “ck- sudah, lebih baik sekarang kau pergi ke kamar mu sendiri! Hush hush.” Usir Taemin sambil mendorong Jieun keluar dari kamarnya.

 “aku bisa jalan…” BRAK! “….sendiri.” belum sempat Jieun menyelesaikan kata-katanya, pintu sudah ditutup rapat oleh Taemin. Akhirnya ia hanya bisa mendengus kesal. “kalau ini kamar Taemin, berate ini…” berjalan menuju pintu yang ada disamping kamar Taemin, membuka pintu itu perlahan.

 “woah…” lagi-lagi kalimat itu keluar dari mulut Jieun. Terlalu takjub dengan kejutan-kejutan yang ada didalam rumah ini. Memang, tata letak kamarnya tidak jauh beda dari kamar Taemin hanya warna cat temboknya yang menjadi pink soft dan design-nya yang lebih menunjukan sisi feminim. Sangat sesuai dengan apa yang dia inginkan.

 “wow, kamar mu bagus.” Sambar Taemin yang tiba-tiba ada disamping Jieun. Tentu saja dengan pakaian tidur dan sandal rumahnya.

 “ani, ini bukan bagus tapi sempurna.” Ucap Jieun yang pandangannya masih menerawan seluruh isi kamarnya.

 “noona ku memang hebat bukan?” Tanya Taemin.

 “sangat-sangat hebat!”

 “yap, itulah noona ku.. arsitek yang sangat-sangat hebat!” ujar Taemin seraya pergi meninggalkan Jieun yang masih terpaku didepan kamarnya.

 Jieun tertegun, mencoba memproses kalimat yang tadi Taemin ucapkan, “a-arsitek…?” ia tidak salah dengarkan?



TBC^^/
Makasih buat yang udah mau baca :3

1 komentar:

  1. annyeong.. Aku bru nemu FF ini.. Keren cingu.. Suka bgt ama alurnya & main castnya terutama. Hehehe
    Next cepet yah cingu? hwaiting ^^

    BalasHapus