Jumat, 27 Juni 2014

FF SHINee: Because of You [part 1]


Tittle:  Because of You

Author: kimchlee

Genre: friendship, family, romance

Cast: Kim Kibum, Choi Minho, Miku Hatsune

A/N.: setelah sekian lama hiatus bikin ff akhirnya berhasil menelurkan karya baru #halah. just enjoy it yes! oiya jangan lupa komen yaaa, kalo gak bisa komen disini diHARAPKAN untuk kirim komen kalian dengan cara mention ke sini.

 
 
HAPPY READING!! ^^




..~**~..


 


"Hoamh- pagi."

"Hei, kau bangun lebih awal pagi ini."

"Ah, kau saja yang bangun lebih siang."

"Mwo? Hei, tunggu aku!"


Perkenalkan mereka adalah Kibum dan Minho. Dua namja yang sudah sejak kecil bersahabat. Mereka sekarang tinggal bersama disalah satu apartment. Selain untuk menghemat biaya karena mereka sudah tidak tinggal bersama orang tua mereka lagi, mereka juga harus menghemat agar bisa membeli kebutuhan sehari-hari dan sengaja mereka memilih apartment yang tidak terlalu jauh dari kampus agar tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi. Lahir hanya berjarak tiga bulan membuat mereka sudah seperti hyung-dongsaeng. Kibum lahir lebih dulu dari Minho tapi bisa dibilang Minho lah yang lebih cocok menjadi hyung-nya Kibum. Sikap Kibum yang masih seperti anak-anak ini lah yang membuat Minho harus super sabar berhadapan dengan sahabat yang sudah Ia anggap sebagai saudaranya sendiri. Mereka sekarang kuliah di Valleiqz University, merupakan salah satu universitas ternama di Korea Selatan yang mengajarkan tentang kesenian. Kibum yang memiliki bakat di seni lukis lebih memilih program pendidikan art, design and graphics, sementara Minho lebih memilih program pendidikan art and theatrical.


"Hari ini aku akan menyelesaikan tugas di kampus, mungkin aku akan pulang telat malam ini." Suara berat Minho memecah keheningan jalanan pagi itu. Masih belum banyak orang yang berlalu lalang, mungkin karena masih pukul 7 pagi. Disaat orang-orang masih berbalut selimut halus diatas kasur empuk dan hangat, Kibum dan Minho sudah harus pergi ke kampus karena ada mata kuliah pagi dan kuis di siang harinya. Tapi tidak untuk Minho.


"Pulang lah sesuka mu selagi aku belum mengganti password pintu apartment." Jawab Kibum yang matanya dari tadi hanya fokus dengan buku tebal ditangannya tanpa menghiraukan Minho yang ada di sampingnya. Sebenarnya buku itu adalah buku materi kuisnya siang ini. Walaupun Ia sudah meringkasnya tapi tetap saja harus dibaca bukan. Ya begitulah Kibum dengan sikapnya yang tampak acuh, tapi sebenarnya dia orang yang sangat baik dan perhatian. Setidaknya menurut Minho.


"Masih pukul 7.15, ayo kita sarapan, aku lapar." Ajak Minho. Mereka pun memasuki sebuah kedai ramen di pinggir jalan yang buka 24 jam. Bisa dibilang kedai ini lah yang menjadi saksi bisu masa sulit Kibum dan Minho. Masa sulit? Yap, ada saat-saat dimana orang tua mereka belum mengirimkan uang atau uang mereka tidak cukup untuk satu bulan, disinilah mereka mengisi perut mereka. Terdengar miris tapi ya memang ini yang mereka mau. Mereka sama-sama ingin hidup mandiri tanpa merepotkan orang tua. Sebenarnya orang tua Kibum dan Minho ini cukup berada. Orang tua mereka adalah rekan bisnis satu sama lain sejak mereka kecil, karena orang tua mereka yang sibuk kadang mereka dititipkan di tempat penitipan anak yang sama. Nah, bisa dibayangkan kan mengapa mereka bisa bersahabat dari kecil hingga umur mereka yang sama-sama genap berusia 24 tahun. Penjual ramen disini juga sudah hapal dengan wajah mereka berdua.


Setelah mendapatkan tempat yang cocok, mereka pun memesan ramen, "Ommonim, dua mangkuk ramen seperti biasa." Teriak Minho.


"Minho? Kibum? Tidak biasanya kalian datang pagi seperti ini." Ommonim yang tiba-tiba keluar dari balik tirai menggunakan apron putih polos dan bandana warna pastel ini kaget melihat dua namja langganannya.


"Ne, Ommonim, kita berdua hari ini ada kelas pagi. Padahal aku masih mengantuk, hoamh-" Jawab Kibum yang sejak tadi sudah meletakkan bukunya di atas meja. Melepas kaca mata frame hitam yang sedari tadi menghiasi wajahnya. Memijat pelipisnya sebentar untuk menghilangkan rasa tegang dimatanya.


"Aiguu, aiguu, ini dua mangkuk ramen spesial untuk kalian agar kalian lebih semangat untuk menjalani hari ini. Ayo, ayo dimakan." Ommonim menaruh dua mangkuk ramen yang uapnya masih mengepul di atas meja. Ramen kali ini memang terlihat spesial karena ada potongan daging diatasnya, nyam~


"Waaaahhhh, terimakasih, Ommonim. Selamat makan~" kata Kibum dengan mata berbinar. Buku yang sedari tadi menarik perhatiannya kini Ia lupakan dan sekarang lebih tertarik dengan mangkuk berisi ramen di depannya. Minho juga sudah sibuk menyantap ramen spesial bikinan Ommonim.



..~**~..



"Huaahhh- hari yang melelahkaaaannn." Kibum meregangkan tubuhnya diatas sofa, rasanya ingin sekali melepas anggota gerak tubuhnya yang sekarang terasa sangat pegal. Kuliah pagi ini sangat membosankan bagi Kibum. Kalau saja mata kuliah itu bukan mata kuliah wajib ingin rasanya Ia tidak masuk pagi ini. Setelah rasa capek dan pegalnya agak menghilang, Kibum pun memutuskan untuk mandi agar tubuhnya bisa lebih rileks. Selesai mandi, Ia sudah mengenakan piyamanya kembali duduk diatas sofa, menyalakan tv, dan menggambar asal di sketch book-nya. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 10 malam dan Minho belum juga pulang. Kemana dia? Kibum mulai khawatir karena setelat-telatnya mereka pulang tidak pernah sampai lewat jam 9 malam lagi pula kampus ditutup jam 8 malam dan apartment mereka juga dekat dengan kampus. Ia mulai mencoba menghubungi ponsel Minho.


"Yoboseyo?"


"Yah! Mino-ya! Dimana kau?"


"Aku didepan pintu apartment, ada apa?"


"Hng?-" Kibum berlari menuju pintu apartment, tak lama kemudian pintu pun terbuka, menyebulkan kepala Minho terlebih dahulu disusul anggota tubuhnya yang lain. Minho tidak menyadari keberadaan Kibum di depannya.


"Hm? Kau menunggu ku sambil berdiri disini sejak tadi?" Tanya Minho dengan polosnya sambil melepas sepatu snicker dan kaus kakinya. Kibum tidak menanggapi pertanyaan Minho, Ia malah mengalihkan pembicaraan, "apa kau lapar? Aku buat kan makanan." Lalu pergi meninggalkan Minho.



..~**~..




Di meja makan tak ada diantara mereka berdua yang memulai pembicaraan. Yang terdengar saat itu hanyalah dentuman sumpit stainless dengan mangkuk nasi mereka dan tentunya detikan jam. Minho tahu maksud dari kesunyian ini, Kibum sedang marah padanya. Sekarang dikepala mereka masing-masing sedang mencari topik yang pas untuk membunuh ke-awkward-an yang mereka ciptakan sendiri.


"Ya, mino-ya.."


"Kibum-ah.."


"Kau saja yang duluan"


"Kau saja, kau yang lebih dulu memanggil ku kan"


Kibum menghela napas berat kemudian tersenyum seakan sedang membayangkan sesuatu. "Mino, sepertinya aku jatuh cinta.." kembali tersenyum sambil menutup wajahnya yang sekarang terlihat merah padam. "Aku baru saja melihatnya siang ini dan itu cukup membuat jantung ku bekerja tidak normal!" Tambahnya lagi.


"Jinjja? Siapa yeoja yang sudah mencuri hati mu? Haha" Minho agak terkejut dengan pernyataan sahabatnya ini. Selama persahabatan mereka, Kibum belum pernah menyukai yeoja sampai seperti ini apalagi ini jatuh cinta pada pandangan pertama dan Kibum juga bukan tipe orang yang mudah jatuh cinta.


"Dia anak fakultas seni musik dan permainan violinnya sangaaaattt indah, wajahnya juga cantik, kulitnya putih segar dan terlihat terawat, rambutnya juga panjang, sepertinya dia anak schoolarship dari Jepang." Jelas Kibum sambil membayangkan yeoja yang sedang Ia kagumi saat ini.


"Apa kau berkenalan dengannya?" Tanya Minho sambil menyuap tofu ke dalam mulutnya.


"Tentu saja! Aku berkanalan dengannya, berjabat tangan dengannya, rasanya seperti aku berjabatan dengan tangan malaikat! Tangannya sangat halus!" Jelas Kibum lagi.


"Siapa namanya?"


"Miku, Miku Hatsune." Jawab Kibum malu-malu.


Minho hanya mengangguk-angguk, "oh.. ngomong-ngomong soal yeoja, hari ini aku juga bertemu dengan yeoja cantik tapi aku tidak tahu siapa namanya, aku juga tidak tahu dia dari fakultas mana." Kini giliran Minho yang bicara.


"Secantik apa dia?" Tanya Kibum sambil menyuap gumpalan nasi ke dalam mulutnya.


"Sulit untuk dideskripsikan, yang jelas dia juga sepertinya pindahan dari Jepang. Wajahnya oriental sekali." Terang Minho. Kibum mengangguk mengerti. Suasana kembali hening, mereka kembali sibuk dengan makanan mereka masing-masing yang sudah hampir habis.


"Hmm, bagaimana kalau kita bersaing?" Tawar Kibum yang sudah selesai menghabiskan makan malamnya.


Minho membulatkan matanya, "bersaing?" Seketika firasat buruk mulai menghantuinya.


"Yup! Siapa yang bisa mendapatkan yeoja yang kita impikan itu duluan akan ditraktir makan selama sebulan penuh!" Kata Kibum dengan yakin. Dia memang suka makan, makanya dia berharap semoga dia bisa memenangkan persaingan ini. Lumayan kan uang makan untuk satu bulan bisa Ia pakai untuk membeli kuas dan pewarna baru.


Benar saja firasatnya kali ini, "ah, tidak-tidak. Aku pasti kalah, kau saja sudah mengambil start duluan. Kalian berdua sudah saling mengenal, sudah tahu satu sama lain, sedangkan aku? Mungkin dia belum pernah melihat ku sebelumnya." Jawaban Minho terdengar putus asa. Siap-siap saja dia mengikat ikat pinggang lebih kencang selama satu bulan kedepan.


"Yah! Jangan bicara seperti itu!" Kata Kibum sambil memukul pelan lengan Minho. "Kau tampan, pasti yeoja impian mu itu akan takluk pada mu!" Ucap Kibum mencoba untuk menenangkan namja bertubuh tegap berkulit gelap didepannya ini. Minho memang tipe pria idaman. Kulitnya yang gelap membuat Ia terlihat sexy, juga bentuk wajah yang sempurna, mata bulat yang menambah ketampanannya, dan tubuhnya juga cukup tinggi. Sikap dan sifatnya baik, pembawaannya juga tenang. Kalau begitu, yeoja mana yang tidak terpikat dengan seorang Choi Minho?


"Entahlah, Kibum.." ucap Minho sambil membuang napas berat. Kini Ia sedang membereskan bekas makan malam, dibantu Kibum yang sedang mencuci piring.


"Tapi kau menerima tawaran ku atau tidak?" Tanya Kibum yang kini sudah duduk di samping Minho yang sedang menonton siaran televisi. Minho hanya diam, dia sedang mencari acara yang bagus malam ini setidaknya Ia berharap ada siaran Piala Dunia.


"Tidak, aku tidak mau. Kalau aku kalah, aku bisa kurus kering selama sebulan. Perut ku ini masih perlu asupan yang bergizi, otak ku juga harus diberi nutrisi, kau tahu." Jawab Minho tanpa melihat kearah Kibum.


"Ah, baiklah.. ya sudah kalau tidak mau, aku tidur duluan, ne? Hoamh-, jaljayong, Mino-ya." kata Kibum yang sudah berjalan pergi meninggalkan Minho sendiri di ruang tv. Minho masih belum mengantuk. Matanya masih segar. Beruntunglah besok tidak ada kelas pagi jadi bangun siang sekalipun tidak masalah, pikirnya. Tiba-tiba Ia terbayang wajah yeoja yang tadi Ia temui di perpustakaan hari ini. Yeoja berwajah oriental yang cantik, kata Minho dalam hati. Ya, yeoja itu memang cantik seandainya saja Minho memiliki keberanian seperti Kibum, dia pasti sudah mengetahui nama yeoja cantik berwajah oriental itu.


Jam sudah menunjukkan pukul 11.45 malam, mata dan tubuh Minho mulai tidak kuat untuk melawan gravitasi. Ia pun mematikan tv dan berjalan dengan wajah terkantuk-kantuk menuju kamarnya. Menghempaskan tubuhnya keatas ranjang dan mengatakan sesuatu dengan nada parau, "semoga saja aku bisa berkenalan dengannya, walau hanya dalam mimpi..."



TBC.. 
terimakasih buat yang udah mau bacaaa^^

fyi: nama Miku Hatsune itu diambil dari salah satu tokoh anime vocaloid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar